Minggu, 09 Oktober 2011

Makalah Buah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun.
Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun.
Ada banyak hal yang kita ketahui namun tidak kita pahami. Ada pula hal yang kita pahami namun tak dapat kita bagi untuk diajarkan. Misalnya saja pelajaran mengenai tumbuhan. Sejak masih sekolah dasar hingga lulus SMA, kita pasti mendapat pelajaran mengenai tumbuhan. Apa yang selama ini kita pelajari tentunya sama. Namun yang berbeda adalah bagaimana kita dalam memahami dan menerima apa yang diberikan. Ilmu mengenai batang tumbuhan tentunya sudah pernah diajarkan saat kita bersekolah SD sampai SMA.
B. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk berbagi apa yang kita ketahui mengenai bunga tumbuhan lewat diskusi pada materi kuliah Morfologi tumbuhan. Sehingga kita semua dapat memahami dengan lebih dalam tentang bagaimana sistematika tumbuhan melangsungkan kehidupannya.






BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBENTUKAN BUAH
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.
Berdasarkan derajat kekerasan perikarpium (dinding buah) buah dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu buah kering, dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging, perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium terdiferensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium sering mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak pada waktu masak. Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras. Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica).

B. BAKAL BUAH (OVARIUM)
Merupakan bagian putik yang membesar, dan biasanya terdapat di tengah tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji (ovulum), yang bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi. Bagian yang merupakan pendukung bakal biji disebut tembuni (placenta).

1.      LETAK BAKAL BUAH PADA DASAR BUNGA
Ø  Menumpang (superus) yaitu : bakal buah duduk di atas dasar bunga sedemikian rupa, sehingga bakal buah tadi lebih tinggi atau  bahkan lebih rendah daripada tepi dasar bunga.
Ø  Setengah tenggelam (hemi inferus)
bakal buah duduk di atas dasar bunga yang cekung, sebagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
Ø  Tenggelam (inferus)
bakal buah duduk di atas dasar bunga yang cekung, seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.

2.      JUMLAH RUANG DALAM BAKAL BUAH
a.       Beruang satu (unilocularis)
ü  tersusun atas satu daun buah saja
ex. Leguminosae
ü  tersususn dari banyak daun buah
ex. Carica papaya

b.      Beruang dua (bilocularis)
ü  tersusun atas dua daun buah
 ex. Brassicaceae
c.       Beruang tiga (trilocularis)
ü  tersusun atas tiga daun buah
 yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan sehingga terbentuk bakal buah dengan tiga sekat
ex: Euphorbiaceae      
ü  Beruang banyak (multilocularis)
tersusun atas banyak daun buah, yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan sehingga terbentuk bakal buah dengan banyak sekat dan terbentuk banyak ruangan
ex. Durio zibethinus Murr.

3.      PERLEKATAN DAUN BUAH
Ø  Apokarp (pistillum apocarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah tidak berlekatan satu sama lain.
Ø   Senokarp (pistillum coenocarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah berlekatan satu sama lain.
Ø  Parakarp (pistillum paracarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah berlekatan satu sama lain, membentuk satu putik dengan satu ruang.
Ø  Sinkarp (pistillum syncarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah berlekatan satu sama lain, membentuk putik dengan ruang sesuai dengan jumlah daun buah.

4.      SEKAT-SEKAT DALAM BAKAL BUAH

a.       Sekat sempurna (septum completus)
Sekat yang membagi bakal buah menjadi lebih dari satu ruang dan ruang-ruang tersebut tidak mempunyai hubungan satu dengan lainnya.
b.      Sekat tidak sempurna (septum incomletus)
Sekat yang membagi bakal buang menjadi beberapa ruang, tetapi ruang-ruang tersebut masih ada hubungan satu sama lain
Sekat ini masih dapat dibedakan :

Sekat ini masih dapat dibedakan :
v  Sekat asli (septum)
sekat berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam dan berubah menjadi sekat
ex. Durio zibethinus Murr.
v  Sekat semu (septum spurius)
sekat berasal dari suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah
ex. Datura metel L.

5.      TEMBUNI (PLACENTA)
Bagian bakal buah yang mendukung bakal biji atau menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji.

Menurut letaknya tambuni dibedakan:
a.       Marginal (marginalis)
letaknya pada tepi daun buah
b.      Laminal (laminalis)
letaknya pada helaian daun buah

Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas satu ruang, maka kemungkinan letak tambuninya adalah:
§  Perietal (parietalis)
tembuni tertetak pada dinding bakal-bakal buah
§  Sentral (centralis)
tembuni tertetak di pusat atau di poros bakal buah
§  Aksilaris (axilaris)
tembuni tertetak di sudut tengah bakal buah.

C. PENYERBUKAN DAN PEMBUAHAN
Ialah jatuhnya serbuk sari pada kapala putik (untuk  golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang), sedangkan yang dimaksud denga pembuahan adalah terjadinya perkawinan (persatuan atau peleburan yang menjadi satu) sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari.

Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh pada kepala putik, penyerbukan dibedakan menjadi:
a.       Penyerbukan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
b.      Penyerbukan tetangga (geitonogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
c.       Penyerbukan silang (allogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga tumbuhan lain, tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama.
d.      Penyerbukan bastar (hibridogamy), jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.

Menurut vector  atau perantara yang menyebabkan dapat berlangsungnya penyerbukan, penyerbukan dapat dibedakan dalam beberapa macam:
a)      Penyerbukan dengan perantara angin (anaemophyly, anemogamy). Jika serbuk sari sampai pada bunga yang diserbuki dengan perantara angin. Penyerbukan ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang mempunyai sifat-sifat berikut:
§  Kepala sari tidak melekat erat pada tangkai sari.
§  Menghasilkan banyak serbuk sari yang kecil, lembut serta kering tidak berlekatan, hingga mudah sekali di terbangkan angin.
§  Bunga seringkali tidak mempunyai hiasan bunga (kelopak dan mahkota), sehingga benang sari maupun kepala putiknya tidak terlindung kalau ada tiupan angin.
§  Kepala putik mempunyai bentuk seperti bulu ayam atau seperti benang.
§  Tempat bunga tidak tersembunyi.
b)      Penyerbukan dengan perantara air (hydrophyly, hydrogamy).
Yaitu penyerbukan dengan perantara air. Penyerbukan dengan cara ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup di air.
c)      Penyerbukan dengan perantaraan binatang (zoidiophyly, zoidiogamy).
Yaitu penyerbukan yang berlangsung karena ada pengaruh hewan sebagai perantara. Penyerbukan ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang mempunyai cirri sebagai berikut:
·         Menghasilkan sesuatu yang menarik atau menjadi makanan binatang.
·         Mempunyai warna menarik.
·         Kadang-kadang mempunyai bentuk yang khusus, sehingga bunga dapat di kunjungi oleh jenis hewan tertentu saja.
·         Serbuk sari sering bergumpal-gumpal dan berperekat, sehingga mudah menempel pada tubuh binatang yang mengunjungi bunga.

1.      PENYERBUKAN
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi.
Penyerbukan merupakan :
·         pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
·         peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
·         Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji.
·         Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga).
·         Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan.
·         Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.      Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
2.      Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.      Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.      Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
Macam Penyerbukan Di Alam
Penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
1.      Penyerbukan tertutup (kleistogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar) Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae
2.      Penyerbukan terbuka (kasmogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)

Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :
1.      Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
2.      Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama
3.      Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis
4.      Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka:
1.      Dikogami Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
2.      Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
3.      Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari
4.      Herkogami Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
5.      Heterostili Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya.
2.      PEMBUAHAN
A.    GANDA
Butir serbuk/serbuk sari Þ menempel pada kepala putik Þ membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) Þ inti generatif membelah Þ 2 inti sperma Þ sampai di mikropil, inti vegetatif mati Þ satu inti sperma membuahi sel telur Þ embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga Þ endosperma (makanan cadangan bagi embrio).
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
a.       Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
b.      Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
ü  Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda
ü  Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
ü  Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
B.     TUNGGAL
Strobilus jantan serbuk sari jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) buluh serbuk  membelah  inti tabung dan inti spermatogen  inti spermatogen  membelah  dua inti sperma  membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium zigot lembaga di dalam biji  tumbuhan baru.
Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.







BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Bakal buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat ditengah-tengah dasar bunga. Yang terdapat pada calon biji atau bakal biji (ovulum). Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik.
Penyerbukan merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan berbiji.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang memasuki saluran putik menuju bakal biji. Di bakal biji terjadi peristiwa penting berikutnya, pembuahan.









DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2011. Bakal Buah (Ovarium). (online). http://id.shvoong.com/exact-sciences/1897342-buah/#ixzz1MzahVUgY
Anonimus. 2010. Penyerbukan Dan Pembuahan. (online) . http://edukasi.kemd iknas.go.id/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Modul%20Online/view&id=12&uniq=201
Anonimus. 2011.buah. (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Buah
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar